Profil Desa Kedungampel
Ketahui informasi secara rinci Desa Kedungampel mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Desa Kedungampel Cawas Klaten ialah desa sentra pertanian seluas ±2 km$^2$ yang terletak di barat daya Kecamatan Cawas dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Bayat. Desa ini memiliki sawah kas yang luas sebagai aset pendapatan desa (PAD) dan dilintasi
-
Sentra Pertanian Strategis
Terletak di barat daya Cawas dan berbatasan langsung dengan Bayat, desa ini mengandalkan perekonomian dari sektor pertanian, dengan aset utama yakni sawah kas desa yang disewakan untuk PAD.
-
Infrastruktur Hidrologi dan Pembagian Wilayah
Dilintasi oleh Kali Jaran (anak Sungai Dengkeng) yang menjadi batas antar dukuh dan terbagi menjadi dukuh serta RW, termasuk Banjarejo, Banjarsari, dan Sewan.
-
Catatan Sejarah Bencana
Merupakan salah satu desa yang terdampak parah oleh Gempa Yogyakarta 2006, yang mencatat korban jiwa, menunjukkan kerentanan wilayah terhadap bencana geologi.
Desa Kedungampel merupakan salah satu desa yang terletak di bagian barat daya Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah. Posisinya yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Bayat menjadikannya strategis sebagai simpul penghubung. Desa ini dikenal sebagai sentra pertanian di Cawas, dengan pengelolaan sumber daya lahan yang unik, yakni sawah kas desa yang dijadikan sumber Pendapatan Asli Desa (PAD). Selain potensi agrarianya, Kedungampel juga memiliki catatan sejarah terkait dampak bencana geologi, menuntut perhatian pada aspek resiliensi dan mitigasi.
Letak Geografis dan Struktur Administrasi
Secara geografis, Kedungampel berlokasi di bagian barat daya Kecamatan Cawas. Meskipun data pasti mengenai luas wilayah Desa Kedungampel tidak tersedia secara rinci dalam angka BPS, desa ini secara umum diperkirakan memiliki luas sekitar kilometer persegi. Secara administratif, Desa Kedungampel terdiri dari
dukuh dan
Rukun Warga (RW). Beberapa dukuh tersebut antara lain Mangunan, Banjarejo, Banjarsari, Kedungampel Kulon, Kedungampel Wetan, Kandri, Kandri Kalang, dan Sewan.
Batas-batas wilayah Desa Kedungampel meliputi:
Berbatasan dengan Desa Barepan, Tugu, dan Nanggulan
Sebelah Utara: Berbatasan dengan desa di Cawas
Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Bayat, melalui Desa Bawak dan Tegalrejo
Berbatasan dengan Desa Jambakan
Desa Kedungampel juga dilintasi oleh Kali Jaran, yang merupakan anak dari Sungai Dengkeng. Sungai ini tidak hanya berfungsi sebagai sumber pengairan potensial, tetapi juga menjadi batas alam yang memisahkan beberapa dukuh, seperti antara Banjarejo dan Banjarsari.
Data mengenai jumlah penduduk dan kepadatan penduduk Desa Kedungampel secara spesifik tidak dipublikasikan dalam data BPS yang tersedia secara terpisah. Namun dengan posisinya yang mengandalkan sektor pertanian, umumnya kepadatan penduduknya terpusat di area permukiman, dan mata pencaharian mayoritas penduduk dipastikan berada di sektor agraris.
Sentra Pertanian dan Manajemen Lahan Kas Desa
Perekonomian utama Desa Kedungampel bersandar pada sektor pertanian. Desa ini menjadi salah satu desa di Kecamatan Cawas yang mengandalkan sentra pertaniannya. Keunikan desa ini terletak pada keberadaan sawah kas desa yang memiliki luasan signifikan. Lahan ini tidak dikelola secara langsung oleh pemerintah desa untuk ditanami, melainkan disewakan kepada petani lokal. Hasil sewa lahan ini kemudian digunakan sebagai Pendapatan Asli Desa (PAD). Model pengelolaan lahan kas ini menunjukkan upaya Pemerintah Desa Kedungampel dalam menciptakan kemandirian finansial dan sumber pendapatan yang stabil di luar dana transfer dari pemerintah pusat.
Keberadaan Kali Jaran, meskipun dapat memicu potensi banjir, juga menjadi sumber irigasi yang mendukung aktivitas pertanian intensif. Keseimbangan antara produksi pertanian dan manajemen PAD dari sewa lahan kas desa merupakan kunci keberlanjutan ekonomi di Kedungampel.
Dampak Gempa 2006 dan Resiliensi Komunitas
Desa Kedungampel tercatat dalam sejarah modern sebagai salah satu wilayah yang terkena dampak signifikan dari Gempa Yogyakarta pada Mei
. Peristiwa gempa bumi berkekuatan tinggi ini menyebabkan kerusakan infrastruktur dan menimbulkan korban jiwa di kalangan warga desa.
Catatan sejarah ini menyoroti perlunya program mitigasi bencana dan penguatan infrastruktur yang tahan gempa di Desa Kedungampel. Pengalaman pahit pasca-gempa menumbuhkan kesadaran akan pentingnya resiliensi komunitas dan kesiapan bencana. Proses pemulihan yang terjadi menunjukkan ketangguhan masyarakat dalam membangun kembali kehidupan dan sarana-prasarana, yang didukung oleh berbagai pihak. Meskipun data terakhir populasi tidak tersedia, pembangunan dan perbaikan pasca-gempa terus berlanjut, didorong oleh semangat gotong royong dan kepemimpinan desa yang stabil, sebagaimana dicatat dari daftar kepala desa yang memimpin.
